KUPANG, HN – Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Ilmu Komunikasi Universitas Widya Mandira (UNWIRA) Kupang mengadakan debat bertema ‘Perspektif Mahasiswa Tentang Pencalonan Gibran Rakabuming Raka’.
Debat yang diselenggarakan dalam rangka memeriahkan Dies Natalis Program Studi Ilmu Komunikasi ini berlangsung di Aula St. Hendrikus UNWIRA Kupang, Jumat 15 Desember 2023.
Kegiatan ini dihadiri para dosen Ilmu Komunikasi, dosen Ilmu Pemerintahan, serta mahasiswa Ilmu Komunikasi dan tamu undangan dari Fakultas Filsafat UNWIRA Kupang.
Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi, Innosensia Ndiki Satu, mengapresiasi inisiatif HMPS Ilmu Komunikasi periode 2023-2024 mengadakan debat sebagai bagian dari perayaan Dies Natalis prodi Ilmu Komunikasi.
“Kita patut mengapresiasi, karena ini momen pertama kali diadakan debat menyongsong Dies Natalis Prodi Ilmu Komunikasi,” ujar Innosensia dalam sambutannya.
Menurutnya, tema debat ini mencerminkan polemik hangat yang sedang dibahas di masyarakat dan kalangan mahasiswa terkait pencalonan Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden 2024.
“Perdebatan tentang usia, pengalaman, hingga proses dan penetapan Gibran menjadi polemik yang diperdebatkan di setiap kalangan. Hari ini kita akan dengar dan menyaksikan langsung suara dari Mahasiswa ilmu Komunikasi,” jelasnya.
Ketua HMPS Ilmu Komunikasi, Efrem Tupen, menekankan tujuan kegiatan ini untuk membuka wawasan berpikir kritis dan memberikan ruang bagi pengembangan minat di bidang akademik.
Tupen menyebut kegiatan semacam ini menjadi sarana untuk melihat dan mengamati potensi mahasiswa Ilmu Komunikasi serta mengembangkan minat dan bakat mereka.
“Kegiatan ini layak dilakukan untuk mengembangkan minat dan bakat di bidang akademik, sehingga dari sini kita belajar bersikap kritis menentukan pilihan kita di pesta demokrasi mendatang,” ungkapnya.
Tupen menyampaikan harapannya agar kegiatan semacam ini menjadi agenda tahunan dalam rangka memperingati Dies Natalis Program Studi.
Menurutnya, kegiatan ini sangat bermanfaat untuk menambah wawasan dalam dunia akademik, terutama terkait pesta demokrasi dan perdebatan mengenai pemilihan calon wakil presiden.
“Kita juga harus menjadi pemilih yang kritis dalam menetapkan pilihan, maka hari ini adalah momen di mana kita belajar untuk bersikap kritis dalam menentukan pilihan kita,” tandasnya.***