KUPANG, HN – Kuasa hukum Yusinta Ningsih Syarief, Fransisco Berando Bessi meminta Majelis Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) untuk mencopot Pendeta Nelson Liem karena diduga melanggar kode etik gereja.
Permintaan itu disampikan Fransisco usai menghadiri rapat bersama Wakil Sekretaris Sinode GMIT, Pendeta Simrat, Kamis 23 Oktober 2025.
Menurut Fransisco, pertemuan itu mereka menyampaikan beberapa poin, dimana klienya membeberkan kronologi awal secara detail hingga terjadi perseteruan antara Yusinta dan Pendeta Nelson Liem.
“Kami sampaikan kronologi awal, dimana tanggal 6 Oktober 2025, klien saya membuat video yang kemudian dibalas oleh Pendeta Nelson Liem tanggal 7 Oktober 2025 dengan durasi 9 menit 46 detik,” jelas Fransisco.
Video itu, kata Fransisco, membahas berita di media Pos Kota Online yang menjelaskan bahwa adanya laporan di Polda Metro Jaya terkait kasus Rp7 miliar yang menyeret nama klienya Yusinta.
Beberapa waktu lalu, lanjut Fransisco, klienya Yusinta Ningsih juga membuat video dengan berderai air mata karena Pendeta Nelson Liem secara personal menyerang Yusnita dan anak anaknya.
“Harusnya kasus ini bisa dipisahkan dan tidak melebar bahkan menuju ke ranah yang sangat pribadi atau privasi orang. Itu yang sangat menyentuh,” jelasnya.
Fransisco menyebut, pihaknya sudah membuat laporan resmi ke Pendeta Nelson Lim, sehingga meminta Majelis Sinode GMIT mencopot Nelson Liem karena diduga melanggar kode etik gereja.
Dia menegaskan, seorang pendeta harus mencerminkan sikap yang baik di ruang publik. Bukan memantik isu sara secara terang benderang. “Ini yang sangat disayangkan,” tegas Fransico.
Pendeta Nelson, kata Fransisco, sudah dipanggil dan diperiksa oleh GMIT. Demikian klienya Yusinta. Kedua bela pihak sudah memberikan informasi, sehingga tinggal menunggu keputusan dari GMIT.
Fransisco menambahkan, soal langkah hukum untuk pendeta Nelson Lim, saat ini pihaknya hanya fokus ke persoalan pokok, yaitu laporan di Polda Metro Jaya.
“Karena dari laporan di Polda Metro Jaya itu akan membuka semuanya jadi terang benderang. Ada motif apa dibalik semua ini,” pungkasnya.***