PAN Jadi “Magnet” Para Kontestan Pilkada, Mulai dari Politisi Beken Hingga Pensiunan Polri

Foto: Ist

KUPANG, HN – DPW Partai Amanat Nasional (PAN) NTT menjadi salah satu partai politik yang paling menarik perhatian para kontestan pilkada yang akan bertarung di Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2024.

Hingga kini, partai besutan Zulkifli Hasan ini sudah didatangi lima orang kandidat untuk melamar sebagai calon gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Politisi PDIP, yang juga anggota DPRD NTT sekaligus Ketua DPD PDIP NTT, Emilia Julia Nomleni menjadi orang pertama yang datang untuk melamar ke DPW PAN.

Selain itu, mantan Kapolda NTT, Johni Asadoma juga menjadi salah satu kandidat yang mendaftar ke DPW PAN. Asadoma dan Emi Nomleni daftar di hari yang sama, yakni Jumat 26 April 2024.

Selang empat hari, sosok Fransiskus Xaverius Lara Aba, yang adalah dosen dan peneliti, sekaligus pendatang baru di panggung politik NTT bertandang ke DPW PAN yang dipimpin putra Flores, Ahmad Yohan ini.

BACA JUGA:  Baliho PKN Dirusak Pol PP Kota Kupang, Wasekjen Gusti Lesek Beri Pernyataan Keras

Frans Aba datang bersama tim dan keluarga dengan tujuan yang sama, yakni mendaftar sebagai salah satu kontestan yang akan bertarung di gelanggang politik 2024.

Setelah Frans Aba, Politisi tulen PDIP, Yohanis Fransiskus Lema, yang juga merupakan anggota DPR RI ini tertarik untuk mendaftar di PAN.

Ansy Lema yang tiba di Rumah DPW PAN Sabtu 4 Mei 2024 pagi, disambut langsung oleh Marthen Lenggu, yang adalah Sekretaris DPW PAN NTT.

Di hari yang sama, Ketua Dewan Pembina DPW PSI NTT, Jane Natalia Suryanto, bersama rombongan dan tim juga datang, dan ikut mendaftar di PAN.

BACA JUGA:  Benteng Jokowi Cabut Dukungan dari Ganjar-Mahfud, Siap Menangkan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024

Jane Natalia, yang merupakan calon anggota DPR RI pada Pemilihan Umum (Pemilu) lalu datang dan mendaftar sebagai calon wakil gubernur NTT.

Cagub NTT, Ansy Lema mengaku pilih mendaftar di PAN karena PAN adalah partai yang terbuka, dan basisnya adalah kelompok Islam modernis. Sedangkan PDIP adalah rumah kebhinekaan dan rumah besar kaum nasionalis.

“Jadi sungguh indah kebersamaan dari kelompok nasionalis (PDIP) dan kelompok Islam modernis (PAN), yang sudah banyak kontribusi untuk indonesia dan NTT,” jelas Ansy.

Daftar di Tiga Parpol

Ansy Lema menyebut sebelum mendaftar ke DPW Partai Amanat Nasional (PAN) NTT, dia juga sudah mendaftar di PDI Perjuangan.

Selain di PDIP dan PAN, Ansy akan lanjut mendaftar ke Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) NTT. Dia mendaftar ke PKB karena menilai PKB merupakan partai kelompok nahdliyin tradisional. Sementara PDIP itu rumah kebangsaan dan kebhinekaan.

BACA JUGA:  Bawaslu NTT Ingatkan Para Kontestan Pemilu Hindari Politik Uang dan Tidak Berkampanye di Masa Tenang

“Jadi kalau tiga partai ini, PDIP, PAN dan PKB bisa menyatu, maka inilah warna kebhinekaan Indonesia dan juga Nusa Tenggara Timur,” ungkapnya.

Menurut dia, NTT merupakan miniatur nusantara. Dari segi etnik dan agama sangat plural, bahkan dikenal sebagai provinsi yang toleran, terbuka dan adaptif terhadap berbagai hal yang datang dari luar.

“Tetapi kita memegang kuat akar dan budaya kita. Itulah identitas dan jati diri NTT. Makanya hari ini saya datang, dan rasanya PDIP, PAN dan PKB sudah cukup. Saya rasa sudah mantap, dan menjadi sebuah konfigurasi yang indah,” tandasnya.***

error: Content is protected !!