Opini  

OPINI: Cegah Stunting melalui Parenting

Juni Gressilda Louisa Sine,STP, M.Kes, Dosen Tetap Prodi Gizi Poltekkes Kemenkes Kupang (Foto: Ist)

Oleh: Juni Gressilda Louisa Sine,STP, M.Kes (Dosen Tetap Prodi Gizi Poltekkes Kemenkes Kupang)

Parenting atau di kenal dengan pengasuhan merupakan hal yang harus dilakukan oleh orangtua dengan tujuan pemenuhan kebutuhan dasar anak, diantaranya 1) kebutuhan fisik – biologis, meliputi kebutuhan nutrisi, imunisasi, kebersihan tubuh & lingkungan, pakaian, pelayanan/pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, olahraga, bermain dan beristirahat, 2) Kebutuhan kasih sayang, mulai dari pertama kehidupannya (bahkan sejak dalam kandungan), anak mutlak memerlukan ikatan yang erat dengan ibunya untuk  menjamin tumbuh kembang fisik-mental dan psikososialnya, 3) Kebutuhan stimulasi, anak perlu distimulasi sejak dini untuk mengembangkan sedini mungkin kemampuan sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara, kognitif, kemandirian, kreativitas, kepemimpinan, moral dan spiritual anak.

Selain distimulasi, anak juga perlu mendapatkan kegiatan Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) anak (skrining) untuk melihat adanya kelainan/penyimpangan tumbuh kembang, intervensi dini dan rujukan dini bila diperlukan.

Saat ini banyak kita temukan suami istri sibuk bekerja mencari nafkah. Situasi tersebut tak jarang membuat anak menjadi ‘korban’ atas kesibukan orang tua, kebutuhan tumbuh kembang anak menjadi terabaikan.

Padahal, seluruh orang tua kalau disinggung masalah tersebut, pasti akan menjawab, “Saya kerja keras juga untuk anak.” Orang tuanya bekerja mungkin dapat tercukupi kebutuhan pertumbuhannya. Namun, belum tentu kebutuhan perkembangan anak terpenuhi.

Ada perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan anak. Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan jumlah, ukuran, dan dimensi sel atau organ yang berdampak pada aspek fisik.

Sementara itu, perkembangan lebih menitikberatkan pada aspek perubahan fungsi pematangan organ termasuk perubahan aspek sosial dan emosional. Karena itu, meski sibuk bekerja, orang tua harus memenuhi kebutuhan dasar tumbuh kembang anak.

BACA JUGA:  Prof Zudan Ajak Anggota KORPRI Berpartisipasi Selesaikan Masalah Bangsa

Dukungan peran orangtua yang terbaik untuk anak dapat dimanifestasikan dalam bentuk interaksi dan komunikasi yang efektif. Keinginan orangtua dalam setiap keluarga tentunya selalu menginginkan anak-anaknya mendapat hal yang terbaik dan melakukan segala sesuatunya dengan baik juga.

Hal ini menentukan bentuk atau gaya pengasuhan yang diterapkan orangtua untuk kehidupan anak-anaknya. Gaya pengasuhan dapat menjadi kontrol orangtua dalam memantau pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Namun demikian, masih adanya orangtua yang belum memahami gaya pengasuhan, dan orangtua masih terpengaruh penerapan pola asuh yang mereka terima pada jaman dahulu, yang tentunya berbeda dengan jaman sekarang.

Menjadi orangtua yang mampu mengasuh anak-anaknya sebenarnya bisa dilakukan siapapun. Asalkan mau sabar dan belajar. Orangtua yang bijaksana akan memberi pengaruh yang sangat besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Kelak setelah dewasa anak akan menjadi “seseorang” yang sangat dipengaruhi oleh pola asuh yang dilakukan orangtuaya.

Secara normal tidak ada orangtua yang menghendaki anaknya sengsara dan tidak bahagia di masa dewasanya. Sayangnya, tidak jarang orangtua yang melakukan kesalahan dan berdampak buruk. Penyebabnya, kekurangpahaman orangtua, serta kurangnya pengetahuan.

Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak menerima pendidikan pertama. Pola pendidikan yang diterapkan orang tua di lingkungan keluarga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anaknya.

Pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini harus menjadi perhatian utama karena pada masa ini anak rentan dengan masalah kesehatan dan juga sangat peka dalam menerima rangsangan sehingga dapat lebih mudah untuk diarahkan untuk melakukan pembiasaan yang positif.

Motivasi keterlibatan orang tua dalam mendampingi anak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Sebagai contoh, apabila orang tua memperlakukan anak terlalu otoriter, asuhan yang terlalu keras, terlalu sering memberi hukuman daripada penghargaan, maka akan membentuk pribadi anak yang cenderung rendah diri, takut berpendapat, sulit bergaul, dan mudah frustasi ketika mengatasi masa kritis.

BACA JUGA:  Intelijen Global dan Kaum Pecandu Surga

Begitu pula sebaliknya, anak yang terlalu di manja dengan mengikuti semua kemauannya tanpa diberikan edukasi yang baik, maka anak akan bertumbuh menjadi anak yang tidak mandiri, tidak mempunyai daya juang dan selalu bergantung pada orang lain.

Oleh karena itu, dalam proses pengasuhan anak, orang tua perlu mengetahui tentang pola penerapan parenting. Pengetahuan akan hal ini bertujuan agar orang tua dapat mengembangkan karakter positif pada anak.

Prinsip utama pola asuh (parenting) yang baik adalah membesarkan dan mendidik anak dengan penuh kasih sayang, sekaligus mendukung, membimbing, dan menjadi teman yang menyenangkan. Orang tua agar bisa menjadi contoh yang baik bagi anak-anaknya. Apalagi untuk anak usia dini yang memang memiliki kemampuan meniru semua yang dia lihat dan rasakan.

Oleh karena itu, orang tua mempunyai peran penting pada setiap fase kehidupan. Mulai dari janin dalam kandungan, bayi, balita, remaja, menikah, hamil, dan seterusnya. Hal ini mendukung salah satu upaya pemerintah dalam penanganan stunting di Indonesia.

Fokus pemerintah dalam penanganan stunting antara lain melalui intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif. Intervensi gizi spesifik dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional dan memiliki kontribusi sekitar 30% dalam pencegahan stunting.

Sementara intervensi melalui gizi sensitif dilakukan melalui masyarakat umum, termasuk keluarga. Dampak intervensi ini lebih bersifat jangka panjang, dan memiliki kontribusi 70% dalam upaya pencegahan stunting.

BACA JUGA:  Gubernur Ajak Gereja Kolaborasi Atasi Stunting di NTT

Pencegahan stunting penting dilakukan pada masa emas, yaitu 1000 Hari Pertama Kehidupan. Meliputi masa anak dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun. Peran keluarga pun sangat penting di fase ini. “Ini adalah fase periode kritis bagaimana ke depan anak itu bisa tumbuh dan berkembang menjadi anak yang sehat, cerdas, dan optimal.

Saat anak dalam kandungan, penting bagi ibu hamil untuk mendapatkan nutrisi terbaik. Ibu hamil pun perlu rutin untuk memeriksakan kandungannya. Selanjutnya, pemberian ASI eklusif penting dilakukan pada anak baru lahir hingga 6 bulan untuk memberikan nutrisi optimal. Jangan sampai anak diberikan tambahan makanan yang tidak diperlukan.

Pemberian ASI eklusif yang baik itu memang akan mengurangi kejadian stunting. Saat anak 6 bulan, anak mulai diberikan makanan bernutrisi melalui program Makanan Pendamping ASI (MPASI).

Dalam pemberian MPASI, keluarga perlu untuk memperhatikan kandungan gizi yang baik pada makanan anak untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.

Keluarga juga wajib memiliki kesadaran dan pengetahuan yang baik mengenai bagaimana mendapatkan dan memberikan nutrisi yang baik pada anak. Nutrisi tidak harus mahal, yang terpenting adalah kualitasnya.

Kebersihan dan sanitasi yang baik juga menjadi faktor penting dalam mendukung tumbuh kembang optimal pada anak. Selain parenting atau pola pengasuhan yang baik, diperlukan juga rangsangan psikososial, meliputi simulasi yang dilakukan orang tua pada bayi dan anak. Jika pada fase 1.000 hari pertama kehidupan tidak adekuat nutrisinya, berbagai masalah kesehatan dapat muncul. Masalah ini dapat muncul mulai dari usia bayi hingga sampai usia tua.***

error: Content is protected !!